TEMPO.CO, Surabaya
- Pengusaha freight forwarder atau pengiriman dan penerimaan kargo
menaruh harapan besar terhadap Terminal Teluk Lamong di Tanjung Perak,
Surabaya. Terminal yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Jumat pekan
lalu itu diyakini bakal mengurai antrean yang biasa menyiksa mereka di
Terminal Peti Kemas Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak.
"Komoditas
akan bisa cepat terdistribusi tanpa menunggu berjam-jam seperti yang
biasa terjadi akibat seluruh truk kontainer menumpuk di depan Terminal
Petikemas Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak," ujar Ketua Asosiasi
Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur Henky Pratoko, kepada
Tempo, Rabu 27 Mei 2015.
Henky mengungkapkan, selama ini sistem
alur distribusi barang ekspor terhambat dengan banyaknya antrean truk
kontainer di depan Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Bahkan diakuinya,
antrean bisa mencapai beberapa kilo meter setiap harinya. Antrean diakui
membuat pengusaha merugi. “Ini tugas TPS untuk membenahi alur antrean,”
katanya.
Namun dengan adanya Terminal Teluk Lamong ini antrean
truk kontainer diperkirakan akan mulai berkurang. Apalagi beberapa bulan
terakhir, arus pelayaran di Teluk Lamong meningkat menjadi rata-rata 30
call pelayaran domestik.
Diperkirakan peningkatan arus
pelayaran ini menandai proses migrasi pelaku bisnis peti kemas dari TPS
ke Teluk Lamong secara bertahap. Teluk Lamong menawarkan pelayanan zero
waiting time yang bebas dari antrean karena layanan online dan serba
otomatis.
Dari kacamata Henky, ini terobosan yang bagus
dilakukan oleh pemerintah pusat untuk melakukan percepatan pertumbuhan
ekonomi di kawasan Indonesia Timur. Alasannya, Teluk Lamong dipastikan
memiliki peranan yang signifikan untuk mempercepat distribusi logistik.
Pada kuartal pertama tahun ini saja, ia mencatat telah terjadi
peningkatan arus pengiriman peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Dibanding dengan tahun lalu, kontainer telah meningkat hingga
seribu unit. Ia juga mengindikasi ini dipengaruhi dari Alur Pelayaran
Barat Surabaya yang sudah mencapai minus 13 low water spring (LWS).
General
Manager Pelindo III Cabang Tanjung Perak Surabaya Eko Hariyadi mengaku
kehadiran Teluk Lamong bisa mendongkrak arus pelayaran ekspor yang
sedang merosot pada Triwulan I 2015. Padahal target pertumbuhan ekonomi
nasional mencapai 5,7 persen. “Realisasinya hanya tumbuh 4,7 persen
saja,” ucapnya.
AVIT HIDAYAT
Sumber : http://bisnis.tempo.co
Langganan:
Postingan (Atom)