Kamis, 28 Mei 2015

Freight Forwarder Berharap Banyak Pada Teluk Lamong

TEMPO.CO, Surabaya - Pengusaha freight forwarder atau pengiriman dan penerimaan kargo menaruh harapan besar terhadap Terminal Teluk Lamong di Tanjung Perak, Surabaya. Terminal yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Jumat pekan lalu itu diyakini bakal mengurai antrean yang biasa menyiksa mereka di Terminal Peti Kemas Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak. 

"Komoditas akan bisa cepat terdistribusi tanpa menunggu berjam-jam seperti yang biasa terjadi akibat seluruh truk kontainer menumpuk di depan Terminal Petikemas Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak," ujar Ketua Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur Henky Pratoko, kepada Tempo, Rabu 27 Mei 2015.

Henky mengungkapkan, selama ini sistem alur distribusi barang ekspor terhambat dengan banyaknya antrean truk kontainer di depan Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Bahkan diakuinya, antrean bisa mencapai beberapa kilo meter setiap harinya. Antrean diakui membuat pengusaha merugi. “Ini tugas TPS untuk membenahi alur antrean,” katanya.

Namun dengan adanya Terminal Teluk Lamong ini antrean truk kontainer diperkirakan akan mulai berkurang. Apalagi beberapa bulan terakhir, arus pelayaran di Teluk Lamong meningkat menjadi rata-rata 30 call pelayaran domestik.

Diperkirakan peningkatan arus pelayaran ini menandai proses migrasi pelaku bisnis peti kemas dari TPS ke Teluk Lamong secara bertahap. Teluk Lamong menawarkan pelayanan zero waiting time yang bebas dari antrean karena layanan online dan serba otomatis.

Dari kacamata Henky, ini terobosan yang bagus dilakukan oleh pemerintah pusat untuk melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur. Alasannya, Teluk Lamong dipastikan memiliki peranan yang signifikan untuk mempercepat distribusi logistik.

Pada kuartal pertama tahun ini saja, ia mencatat telah terjadi peningkatan arus pengiriman peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dibanding dengan tahun lalu, kontainer telah meningkat hingga seribu unit. Ia juga mengindikasi ini dipengaruhi dari Alur Pelayaran Barat Surabaya yang sudah mencapai minus 13 low water spring (LWS).

General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Perak Surabaya Eko Hariyadi mengaku kehadiran Teluk Lamong bisa mendongkrak arus pelayaran ekspor yang sedang merosot pada Triwulan I 2015. Padahal target pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,7 persen. “Realisasinya hanya tumbuh 4,7 persen saja,” ucapnya.

AVIT HIDAYAT

Sumber : http://bisnis.tempo.co 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar